BERADA dalam sebuah hubungan jelas membutuhkan usaha. Cinta selalu memiliki pasang dan surut, tetapi tidak semua hubungan bisa bertahan kala keadaan kian memburuk.

Berikut empat sinyal cinta Anda tak lagi bisa diselamatkan, seperti dikutip dari Sheknows.

Anda tidak lagi percaya padanya

Suatu hubungan memerlukan pondasi kepercayaan. Jika Anda tidak lagi mempercayai si dia, Anda tidak akan bahagia. Apakah dia berbohong kepada Anda, tidak setia, atau sekadar tidak bisa menjaga keseriusan hubungan, kepercayaan bisa sangat sulit untuk kembali setelah hilang satu kali. Dan, putus mungkin satu-satunya jawaban.

Lebih sering bertengkar ketimbang ngobrol

Semua pasangan berdebat—sebagian lebih sering daripada yang lain—, tapi jika Anda tidak dapat mengingat kapan terakhir kali berkomunikasi dengan cara yang menyenangkan (tidak berteriak), mungkin sudah saatnya untuk putus. Argumen yang baik akan membantu menyelesaikan masalah hubungan dan memberi manfaat pada akhirnya. Jika Anda berdua bertengkar hanya untuk memaksakan argumen masing-masing bahkan meremehkan argumen pihak lain, maka hubungan tidak akan harmonis.

Anda tidak bisa bahagia untuknya

Salah satu hal besar mengenai berada dalam hubungan cinta adalah perasaan bahagia dengan apapun yang berkaitan dengan kekasih hati. Namun saat Anda tidak senang melihatnya naik jabatan atau mendapatkan sesuatu yang diidamkan sejak lama, Anda mungkin tidak lagi mencintainya. Bahkan dalam hati terdalam, diam-diam Anda berharap ia gagal.

Anda tidak bahagia saat berdua dengannya

Rasanya, putus cinta karena alasan bosan atau tidak puas tidak bisa diterima. Jika Anda tidak dapat mengingat terakhir kali Anda tersenyum atau merasa bahagia di hadapan si dia, putus cinta bisa jadi tindakan terbaik. Menghabiskan sedikit waktu bersamanya saja tidak membuat Anda senang, apalagi nanti saat Anda hidup dalam satu atap.
(ftr)


Banyak cerita berseliweran tentang penis yang terkunci di dalam vagina hingga tak bisa keluar saat berhubungan seks, sehingga harus dibawa ke rumah sakit untuk mengeluarkannya. Tapi benarkah ada kasus seperti itu?
Kondisi penis yang terkunci di dalam vagina disebut dengan penis captivus. Secara sederhana kondisi ini terjadi ketika otot vagina seorang perempuan menjepit penis laki-laki dengan ketat yang membuatnya terkunci.
Penis captivus umumnya terjadi di binatang, tapi tidak pada manusia. Hal ini karena tidak ada dokumen medis yang mencatat penis captivus terjadi pada manusia dalam 100 tahun terakhir.
Meski demikian berdasarkan studi yang dilaporkan dalam British Medical Journal (BMJ) menuturkan kondisi tersebut tidaklah sepenuhnya mitos.
“Kondisi ini hampir sama dengan vaginismus pada manusia, yaitu kejang otot vagina yang tidak disengaja yang membuat hubungan seksual menyakitkan atau bahkan tidak mungkin,” ujar Dr Laura Berman, ahli kesehatan seksual Amerika, seperti dikutip dari abs-cbnnews.com.
Dengan kata lain otot yang mengepal spontan ini diketahui sebagai mekanisme pertahanan ketika ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam vagina, entah itu penis, tampon atau peralatan medis untuk USG vagina.
“Dalam banyak kasus, perempuan dan pasangan berasumsi hal ini karena kurangnya keinginan. Namun banyak perempuan yang mengalami vaginismus ingin berhubungan seks dengan pasangannya, tapi mereka menemukan tubuhnya tidak bisa bekerja sama,” ungkap Berman.
Vaginismus dianggap sebagai kondisi umum dan merupakan disfungsi seksual pada perempuan yang sering dijumpai di seluruh dunia. Salah satu survei yang dilakukan oleh CETAD (asosiasi pendidikan dan penelitian pengobatan seksual) menuturkan tingkat vaginismus di Turki mencapai 10 persen, yaitu 1 dari 10 perempuan tidak bisa melakukan hubungan seks secara utuh.

Ada beberapa gejala yang muncul jika seseorang mengalami vaginismus, yaitu:
  1. Takut melakukan hubungan seksual dengan pasangannya dan tidak bisa melakukan penetrasi sama sekali.
  2. Melakukan hubungan seksual parsial (hanya sebagian dari penis yang bisa masuk ke dalam vagina).
  3. Tidak bisa memasukkan instrumen USG atau pembalut ke dalam vagina.
  4. Meringis atau takut melakukan pemeriksaan ginekologi.
“Vaginismus mungkin terjadi akibat rasa sakit kelamin jangka panjang, disfungsi pada otot panggul, trauma masa lalu yang berhubungan dengan kenangan menyakitkan atau takut kehilangan kontrol,” ungkapnya.
Menurut Berman solusi untuk vaginismus terletak pada sumbernya, yaitu tubuh dan pikiran. Secara khusus lagi perempuan diharapkan untuk belajar mengendalikan otot-otot vagina. Kuncinya adalah mengenali antra ketegangan dan relaksasi di panggul.
sumber: Vera Farah Bararah – detikHealth


Aroma kopi yang khas telah membuat minuman ini menjadi favorit banyak orang. Karena rasanya yang nikmat, banyak orang berpendapat kalau kebiasaan minum kopi tidak menyehatkan. Padahal, Anda bisa kok memetik manfaat sehat dari secangkir kopi.
Berbagai laporan ilmiah sudah menyebutkan bahwa minum kopi baik untuk sistem pembuluh darah dan diduga kuat mencegah stroke. Bulan Maret lalu, para peneliti dari Swedia juga melaporkan bahwa kopi dapat memangkas risiko stroke pada wanita hingga 25 persen.
Pada tahun 1970-an, sebuah studi menyebutkan para penggemar kopi berisiko tinggi terkena serangan jantung. Namun, kesimpulan itu dibantah oleh studi lain yang menyatakan sebaliknya. Sayangnya, penelitian itu dikritik karena skalanya terlalu kecil.
Untuk merespon kekhawatiran para pecinta kopi, peneliti dari Harvard School of Public Health membuat riset mengenai konsumsi kopi yang melibatkan 45.000 pria. Hasil analisis mereka yang dimuat dalam New England Journal of Medicine tahun 1990 menyimpulkan, kebiasaan ngopi tidak berdampak pada risiko penyakit jantung atau stroke.
Studi-studi lain seputar kopi dan kesehatan terus menyusul. Yang teranyar adalah studi yang dilakukan tim dari Jepang terhadap 81.000 pria dan wanita. Diketahui, mereka yang minum satu atau dua cangkir kopi setiap hari risikonya terkena penyakit kardiovaskular turun sampai 23 persen.

“Berbagai studi memang menyebutkan kopi tidak membahayakan, bahkan bisa menyehatkan. Tetapi hal itu belum membuktikan hubungan sebab akibat karena para peminum kopi dan bukan penggemar kopi sangat berbeda,” kata Dr.Nersen Sanossian, profesor neurologi dari UCLA.
Perbedaan tersebut misalnya kebiasaan olahraga, merokok, atau pola hidup lainnya.
Walaupun kopi terbilang aman, akan tetapi tidak dianjurkan untuk mereka yang bukan penggemar kopi lalu beralih ke kopi untuk mencegah stroke.
“Pada sebagian orang, kopi dapat menyebabkan gangguan irama jantung serta munculnya efek kecanduan pada orang lain. Orang yang terbiasa minum kopi dengan krim dan gula juga tidak akan mendapatkan manfaat kesehatan,” kata Mark Urman, ahli jantung dari Cedars-Sinai Heart Institute.
sumber: kompas.com


Pelajar dan mahasiswa sering panik saat menghadapi ujian, apalagi jika belum sempat belajar. Daripada pasrah, detik-detik terakhir bisa dimanfaatkan untuk membaca-baca karena dalam kondisi panik otak lebih mampu mengingat dengan baik.
Situasi panik saat menghadapi ujian dapat memicu pelepasan hormon stres yakni kortisol dan adrenalin. Kedua hormon ini diyakni mampu mengubah mekanisme kerja hipokampus, bagian otak yang mengatur daya ingat dan kemampuan mempelajari sesuatu.
Perubahan mekanisme yang disebut epigenetic modification ini membuat susunan rantai Deoxyribo Nuceic Acid (DNA) pada hipokampus seperti diprogram ulang. Jika biasanya sulit mengingat atau memahami sesuatu, maka segalanya bisa tampak lebih mudah ketika sedang panik.
“Kita sering mengalami, kenangan pahit di masa-masa sulit kadang lebih membekas dibandingkan kenangan-kenangan indah,” ungkap Prof Hans Reul, ahli neurologi dari University of Bristol seperti dikutip dari Telegraph.
Dalam sebuah penelitian di jurnal Experimental Neurology, Prof Reul mengatakan faktor stres yang dialami oleh seseorang menyebabkan kenangan-kenangan buruk lebih mudah diingat. Mekanisme yang sama juga terjadi saat panik, misalnya saat belajar semalam suntuk menjelang ujian.
Tidak semua pelajar dan mahasiswa bisa sukses dengan cara belajar yang serba mendadak, namun Prof Reul mengatakan hasilnya bisa lebih efektif jika seseorang mampu mengelola stres. Artinya, orang tersebut harus tetap fokus meski sedang panik.
Selain itu, mekanisme epigenetic modification hanya muncul sekali waktu dan tidak akan efektif jika setiap saat selalu panik. Makin sering menghadapi stres, otak akan beradaptasi sehingga lama-kelamaan kemampuan mengingatnya tidak akan terpengaruh lagi.
sumber: detik.com


Tidak hanya menyebabkan kondisi mata menjadi lelah, menatap layar komputer terlalu lama juga bisa merusak mata. Agar hal tersebut tidak terjadi, berikut beberapa cara menggunakan komputer yang tepat.
Menurut sebuah penelitian, layar komputer tidak memancarkan radiasi berbahaya seperti sinar X atau cahaya ultraviolet. Jadi, kelelahan yang biasa terjadi saat menatap layar komputer terlalu lama bukan dikarenakan oleh paparan sinar monitor, melainkan oleh faktor lain, seperti yang dikutip dari lifemojo.
Faktor lain tersebut adalah pencahayaan yang buruk, posisi komputer atau barang lain yang tidak benar. Ketegangan yang berlebihan pada mata atau yang biasa disebut Computer Vision Syndrome dapat mengakibatkan mata gatal atau terasa terbakar, penglihatan ganda atau kabur serta sakit kepala.
Untungnya ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk melindungi mata dari kelelahan dan ketegangan. Hal yang paling utama dan harus dilakukan adalah pengaturan posisi komputer dan pencahayaan.
1. Jauhkan komputer kurang lebih 20-30 inci atau sekitar panjang lengan dari mata Anda. Usahakan agar monitor sejajar dengan arah pandang mata Anda.
2. Miringkan layar monitor ke arah belakang sebanyak 19 hingga 20 derajat. Hal ini berguna untuk mendapatkan jarak pandang yang optimal.
3. Atur cahaya monitor agar tidak terlalu silau atau terlalu redup. Jika cahaya terlalu terang, gunakan filter atau pelindung anti-silau. Jangan lupa untuk mengatur brightness untuk mendapatkan kontras yang tepat antara huruf dan latar belakang. Jika melihat adanya flicker pada layar komputer, sebaiknya segera ganti monitor Anda.
4. Jika diharuskan membaca dokumen yang panjang atau menggunakan komputer dalam waktu yang lama, cobalah untuk menggunakan layar komputer serta ukuran huruf yang lebih besar. Ada baiknya menggunakan layar komputer LCD karena lebih bisa diterima dengan baik oleh mata.
5. Gunakan kursi yang dapat diatur tinggi-rendah dan senderan punggungnya. Selain itu, gunakan juga alas kerja atau meja yang stabil dan tidak mudah goyah.
sumber: wolipop.com

Total Tayangan Halaman

Pengikut