Lensa kontak sudah menjadi bagian gaya hidup. Orang tak lagi mengenakannya sekadar alat bantu penglihatan, tapi juga untuk mempercantik penampilan. Tak heran, muncul lensa kontak dengan aneka warna. 

Banyak orang memakainya tanpa peduli efek buruknya. Alih-alih tampil beda dengan pancaran mata yang memukau, pemakaian lensa kontak berpotensi merusak mata. Ingat, mata adalah salah satu organ paling lembut di dalam tubuh.

Heror mengingatkan mereka yang mengenakan lensa kontak agar memerhatikan masa pakainya. "Sekarang ini ada berbagai lensa kontak yang memiliki batas waktu pemakaian. Mulai yang sekali pakai hingga untuk pemakaian sampai 180 hari,” kata Dr Anagha Heroor, seorang dokter mata, seperti dikutip dari lamanTimes of India. 

Memerhatikan perawatan lensa kontak dengan pemakaian jangka panjang juga perlu diperhatikan agar tak menyebabkan masalah pada mata. Lensa kontak sekali pakai sebaiknya hanya digunakan untuk kesempatan khusus, bukan untuk sehari-hari. Dan yang penting, tak memaksakan diri memakai lensa kontak jika mata mengalami iritasi. 

"Ketika seseorang mengalami infeksi mata, baik itu konjungtivitis, mata merah, kering, atau berair, juga iritasi mata dan usai menjalani operasi mata, dianjurkan untuk tidak memakai lensa kontak," Dr Himanshu Mehta, seorang dokter bedah mata menambahkan. 

Lalu, apa yang harus dilakukan jika mengalami infeksi mata akibat lensa kontak? "Pertama, melepas lensa, jangan memasukkan obat tetes mata steroid. Sebaliknya, menempatkan pelumas atau tetes mata antibiotik. Seseorang tidak harus tergesa-gesa untuk memakai kembali lensa kontak," kata Himanshu. 

Ahli bedah Dr Keiki Mehta menambahkan bahwa sebelum memakai lensa kontak berwarna sebaiknya berkonsultasi dengan dokter. Semua lensa berwarna mengandung perekat khusus agar tak mudah goyang saat digunakan. Karenanya, lensa jenis ini sangat tak dianjurkan untuk pemakaian sehari penuh. 

Kemampuan mata untuk menolerir lensa kontak tergantung transmisi oksigen melalui substansi lensa. Pada lensa berwarna, pigmen warna cenderung menurunkan transmisi. Itulah mengaoa pemakaian dalam jangka lama bisa membuat mata memerah. 

Idealnya, penggunaan lensa kontak tak lebih dari enam jam. Setelah dikenakan buang, atau cuci dan rehydrate selama 20 menit. "Mereka yang memiliki alergi atau infeksi mata berulang harus berhati-hati untuk tidak melebihi waktu pemakaian ideal," kata Dr Keiki. 

Saat mengenakan lensa kontak, sebaiknya menghindari area berdebu dan berasap demi mencegah iritasi. Jangan sampai benda-benda asing seperti pasir atau kotoran kecil mengkontaminasi mata. Mengucek mata juga bisa mengiritasi kornea dan memicu infeksi. 

Bagi penderita diabetes, segeralah ke dokter jJika mata memerah dan meradang, terutama jika muncul bercak putih pada kornea. Membiarkan masalah ini berlarut bisa merusak penglihatan. 

Menggunakan lensa kontak mungkin bisa membuat penampilan lebih memukau. Tapi ingat, menggunakannya harus berhati-hati dan bertanggung jawab dengan melakukan perawatan ekstra.


Pada beberapa hal, wanita disebut-sebut memiliki keunggulan dibandingkan pria. Untuk membuktikannya, Dan Abrams dalam buku “Man Down” menuliskan delapan hal keunggulan wanita, yang didukung oleh data penelitian.
Apa saja keunggulan wanita dibandingkan pria? Berikut daftarnya, seperti dilansir dari womansday.com.
1. Mengatasi patah hati
Pada survei yang dilakukan pada lebih dari 1.000 lajang diketahui bahwa pria lebih merasa menderita saat putus cinta atau patah hati dibandingkan wanita. Survei dipublikasi dalam Journal of Health and Social Behavior.
2. Menyetir mobil
Pria yang mengendarai mobil, 77 persen lebih berisiko meninggal dunia dalam kecelakaan dibandingkan wanita. Hal itu menurut penelitian yang dilakukan tim dari Carnegie Mellon University, Amerika Serikat.
3. Menjadi mahasiswa
Menurut pusat data statistik Amerika Serikat, Bureau of Labor Statistics, perbandingan wanita yang lulus kuliah adalah 185 orang dan pria sebanyak 100 orang. Diperkirakan pada 2016, 61 persen sarjana, 63 persen master dan 58 persen doktor adalah wanita.
4. Memberikan petunjuk
Percobaan yang dilakukan secara diam-diam tim peneliti dari Saint Joseph’s University, Philadelphia, Amerika Serikat, meminta sekelompok pria dan wanita untuk memberitahu arah tujuan wisata yang populer.
Hasilnya wanita lebih baik dalam memberikan petunjuk arah. Menurut peneliti, wanita memang membutuhkan waktu untuk berpiikir dalam memberikan instruksi sehingga lebih jelas.
5. Berinvestasi
Menurut penelitian yang dilakukan perusahaan investasi, Vanguard, pada 2009, pria cenderung menjual saham pada waktu yang salah dan meningkatkan kerugian. Lalu, pada penelitian portfolio investasi pria dan wanita antara 2003 dan 2004 diketahui portfolio wanita meningkat 10 persen dalam tahun tersebut, empat poin lebih tinggi dibandingkan rata-rata pria.
6. Mengingat sesuatu
Dua penelitian terbaru menunjukan skor wanita dalam tes memori verbal dan wajah lebih tinggi lima poin dibandingkan pria. Lalu penelitian di Swedia pada 2008, diketahui wanita lebih baik dalam mengingat kata, objek dan gambar.
7. Memasang paku
Menurut penelitian yang dilakukan tim dari University of Massachusetts, wanita sepuluh persen lebih akurat dalam memasang paku dengan palu, terkait ukuran dan akurasi.
8. Menyampaikan berita
Tim peneliti Swiss melakukan survei pada 160 responden yang menonton berita di televisi. Hasil survei menunjukan penonton menganggap wanita lebih mampu dan kredibel dalam menyampaikan berita.
sumber: VIVAnews


Jembatan Selat Malaka yang menghubungkan Pulau Rupat, Riau, dengan Malaka, Malaysia, akan dibangun dengan panjang 48,69 kilometer (km).

Namun, karena infrastruktur di Pulau Rupat belum memungkinkan, akan dibangun pula jalan sepanjang 71,2 km dan jembatan yang menghubungkan Pulau Rupat dengan Pulau Sumatera, sepanjang 8 km.

Dalam proposal yang diajukan perusahaan asal Malaysia, Strait of Malacca Partners Sdn Bhd, memperlihatkan desain jembatan utama Selat Malaka terletak pada 12 km setelah Pulau Rupat.

Di tempat inilah, jembatan tak lagi menggunakan tiang, melainkan kabel-kabel besar, dengan jarak antartiang penyangga kabel 4,3 km. Jembatan juga dinaikkan hingga 76 meter, sehingga kapal-kapal tanker besar bisa menerobos jembatan ini.

Tak hanya itu, jembatan juga akan didesain dengan dua penyeberangan kapal yang lain. Namun, masing-masing hanya selebar 2,3 km dan 2,8 km.

Selat Malaka, merupakan salah satu jalur tersibuk di Asia Tenggara. Kapal-kapal besar dengan kapasitas lebih dari 300 ribu ton biasa melewati laut dengan kedalaman 50-60 meter itu.

Jembatan akan didesain sebagai tempat penyeberangan yang ekonomis dan penampilan yang menarik. Orang-orang yang lewat nantinya tak hanya menyeberangi selat, tapi juga bisa melihat pemandangan di pulau-pulau sekitar.

Pembangunan jembatan utama ini diperkirakan menelan dana US$11 miliar, sedangkan penghubung Pulau Rupat dengan Pulau Sumatera, diperkirakan membutuhkan biaya US$1,75 miliar. Total pembangunan mencapai US$12,75 miliar atau sekitar Rp110 triliun dengan kurs Rp8.600 per dolar AS. (viva)

Dalam sebuah hubungan asmara, selalu ada kemungkinan salah satu pasangan ‘menyerah’ pada godaan. Bisa disebabkan karena kebosanan, ketidakcocokan, jarak, atau banyak faktor lainnya.
Apapun alasannya, perselingkuhan sebenarnya tidak dapat ditolerir. Tetapi jika berada dalam situasi tersebut adalah penting untuk memahami apa yang mendorong pasangan melakukan perselingkuhan.
Ketahui lima alasan psikologis mengapa pria dan wanita mengkhianati pasangannya, dari Deepti Makhija, psikolog asal India.
1. Kecenderungan perilaku reaktif
Adu argumen adalah hal wajar dalam hubungan pernikahan. Tapi ketika hal itu membuat sakit hari salah satu pasangan, bisa jadi ia bereaksi ekstrim dengan berselingkuh.
“Momen setelah adu argumen sangat rentan. Dalam beberapa situasi, berselingkuh seperti perilaku reaktif daripada proaktif,” kata Makhija, seperti dikutip dari Times of India.
Seseorang sebenarnya bisa meminta bantuan dari pihak ketiga seperti teman dan keluarga. Tetapi mereka cenderung reaktif dan lupa mencari bantuan. Justru yang dilakukan kemudian adalah mengambil kesempatan mencari cinta yang lain. Hasilnya bisa jadi penyesalan kemudian.
2. Ketidakcocokan seksual
Makanan, air, tempat tinggal dan seks adalah dasar kebutuhan fisiologis manusia. Untuk kebutuhan seks, dibutuhkan kepuasan psikologis bukan hanya fisik. Jika salah satu pasangan tidak mencapai kepuasan, bisa jadi pemicu perselingkuhan. Itu karena ketika muncul perasaan ketidakpuasan, banyak yang cenderung mereka mencari kepuasan di tempat lain.
“Dalam sebuah pernikahan, kesesuaian seksual adalah sama pentingnya dengan kecocokkan emosional. Keduanya harus seimbang, bisa jadi bahaya ketika salah satu mengalahkan yang lain. Hal ini dapat mendorong pasangan untuk mencari faktor-faktor kepuasan di luar hubungan, baik itu seks atau emosi,” kata Makhija.
3. Membangkitkan ego
Setelah bertahun-tahun menjalin hubungan pernikahan, banyak orang tak lagi menganggap pasangannya menarik. Padahal setiap orang ingin dianggap menarik dan dihargai oleh pasangannya. Jika hal itu tak lagi terpenuhi dalam sebuah hubungan maka bisa meningkatkan risiko perselingkuhan.
Seseorang bisa meningkatkan kepercayaan dirinya dengan menjalin hubungan terlarang dengan orang yang menganggapnya menarik. Hal ini semacam untuk membangkitkan ego dalam diri.
4. Tumbuh secara terpisah
Beberapa pasangan tidak tumbuh bersama meskipun mereka terikat dalam sebuah pernikahan. Hal ini bisa terjadi ketika antara pasangan tidak memiliki pandangan yang sama atau berusaha mengimbangi satu sama lain. Akibatnya mereka kehilangan hasrat seksual dan emosional pada pasangannya.
Hubungan tetap dilanjutkan bisa jadi demi anak-anak mereka atau stabilitas keuangan. Kehilangan faktor cinta dalam hubungan seperti ini, membuat seseorang sangat mungkin mencari cinta di tempat lain.
5. Mencari sensasi
Seseorang selalu memiliki kesempatan untuk berselingkuh. Baik diperjalanan, saat bertemu teman lama atau dalam pesta. Beberapa orang mungkin hanya ingin mencari sensasi dengan menjalin hubungan dengan orang lain selain pasangannya. Ketika kesempatan muncul, sensasi pun akan dikejar.
“Setiap individu bertanggung jawab atas tindakannya dan menyadari tindakan yang dilakukan sepenuhnya. Hal ini bisa bertahan lama jika seseorang mulai ketagihan dengan sensasi yang dibuatnya sendiri,” kata Makhija.
sumber: VIVAnews


Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja.
Namun, tahukah Anda, di balik kemudahan yang diberikan, karakter Blackberry yang mampu membuat penggunanya melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking), itu justru berisiko melemahkan kerja memori di otak.
Hal itu terungkap melalui sebuah penelitian tentang kemampuan otak untuk membentuk kenangan yang dilakukan sejumlah ahli syaraf dari New York University (NYU), Amerika Serikat.
Penelitian dilakukan melalui proses pemindaian otak terhadap 16 wanita dan 16 pria berusia 22-34 tahun. Para peneliti menyuguhi sejumlah gambar kepada seluruh partisipan. Sesaat kemudian, mereka mengajukan pertanyaan seputar gambar itu kepada seluruh partisipan.
Partisipan yang banyak pikiran dan terbiasa melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan atau diselang-seling (multitasker) tidak bisa mengingat dengan baik gambar yang sebelumnya ditunjukkan. Dengan kata lain, partisipan yang membiarkan otaknya ‘istirahat’ memiliki daya ingat lebih tinggi.
“Data kami menunjukkan bahwa jika Anda tidak membiarkan otak beristirahat, biayanya akan ‘mahal’, karena menghalangi kemampuan otak untuk mengonsolidasikan memori, ” kata Lila Davachi, Asisten Profesor dari Departemen Psikologi dan Pusat Syaraf NYU seperti dikutip dari laman MSNBC.
Davachi mengatakan, seorang multitasker seperti terlihat pada para pemegang Blackberry dewasa ini cenderung memaksa otak terus bekerja. Mereka yang tidak pernah lepas memainkan ponsel pintarnya seolah tidak memberi kesempatakn otaknya ‘istirahat’ untuk memperbaiki sel-sel yang rusak.
Kondisi terus membuat mereka cenderung memiliki daya konsentrasi yang buruk dan mudah stres. Jadi, belajarlah menggunakan ponsel pintar dengan bijak agar memori Anda tetap bekerja dengan baik.
sumber: Pipiet Tri Noorastuti, Mutia Nugraheni, VIVAnews.com

Total Tayangan Halaman

Pengikut